TikTok pernah dinilai sebagai media sosial yang ‘murahan’ oleh sebagian orang. Tetapi tampaknya, saat ini TikTok Marketing malah menjadi andalan banyak perusahaan ternama.
Timbulnya aplikasi ini diisyarati dengan kedatangan aplikasi Musical. ly yang seragam dengan TikTok saat ini.
Dikutip dari Influencer Marketing Hub, Musical. ly membolehkan penggunanya berbagi video dengan durasi 15 menit. Video- video yang di- upload ke Musical. ly adalah video lip sync dari lagu- lagu yang ada di aplikasi.
Setelah itu pada Agustus 2018, suatu perusahaan asal Cina bernama ByteDance mengambil alih Musical. ly serta mengganti namanya menjadi TikTok.
Saat ini, TikTok membolehkan penggunanya membuat konten yang lebih bermacam- macam daripada Musical.ly Pengguna TikTok bisa upload video berdurasi 15 detik secara vertikal.
Bahkan, video yang di- upload dapat mencapai 60 detik. Video tersebut akan looping ataupun terputar kesekian sampai pengguna mengubahnya ke video lain.
Sebelum meng- upload video, pengguna dapat mengedit video secara cepat memakai fitur- fitur yang ada, seperti filter, stiker, serta memotong video.
Dengan keringkasannya ini, TikTok sukses mengalahkan Facebook serta Instagram sebagai aplikasi kedua yang paling banyak di- install setelah WhatsApp dengan total 220 juta unduh pada 2019, seperti dilansir Sirclo.
Semakin lama, pertumbuhan TikTok semakin pesat. Sudah Banyak perusahaan melirik Platform TikTok sebagai marketingnya.
Apa Itu TikTok Marketing?
Walaupun TikTok populer dengan konten- kontennya yang dikira remeh, tetapi buktinya banyak perusahaan sudah membuat akun TikTok.
Tidak menyudahi sampai sana, perusahaan- perusahaan pula mulai melakukan strategi marketing di TikTok.
Salah satunya ialah The Washington Post. Mereka kerap mengunggah video berisi kegiatan redaksionalnya yang terbuat dengan nada lucu serta riang.
Ada pula merk ternama yang lain, ialah Guess. Guess sempat mempromosikan koleksi terbarunya di TikTok, ialah Fall’ 18 Denim Bugat. Mereka mendorong pengguna TikTok untuk mengganti tampilan mereka memakai denim Guess dengan iringan lagu I’ meter a Mess kepunyaan Bebe Rexha.
Promosi yang disebut #InMyDenim tersebut sukses menggaet lebih dari 5.500 video pengguna, 10, 5 juta views, 14, 3 persen engagement rate, serta akumulasi lebih dari 12.000 followers akun Guess di TikTok dalam 6 hari, seperti dikutip dari Later.
Kesuksesan ini menjadi fakta kalau TikTok sukses menarik perhatian pengguna terhadap sesuatu brand.
Tetapi, dilansir dari HubSpot, TikTok tidak berikan akses hyperlink dari aplikasi ke web yang lain.
Oleh sebab itu, tujuan marketing yang dapat dilakukan di TikTok masih semata- mata untuk tingkatkan brand awareness, belum sampai tingkatkan traffic terlebih mendorong pembelian.
Kelebihan TikTok Marketing
1. Konten lokal
Walaupun TikTok telah terkenal secara global, tetapi TikTok pula mengandalkan konten- konten lokal.
Dikutip dari Influencer Marketing Hub, TikTok kerap mengadakan challenge yang bertabiat lokal serta diisyarati dengan hashtag.
Selain mendapatkan banyak video baru yang di- upload dari tiap negara, TikTok pula mendapat banyak pengguna baru dari challenge yang diadakan di seluruh negara.
Perihal ini tentunya menarik untuk pengguna TikTok, karena mereka mau terus update dengan tren terkini di negaranya dengan membuat video yang lebih kreatif. Faktor ini menarik untuk dijadikan alasan menjalankan TikTok Marketing.
Dengan banyaknya fakta keberhasilan penyebaran video yang lagi tren, perusahaan yang membuat video kreatif pula berpotensi mendapatkan perihal yang sama.
Challenge yang diadakan perusahaan dapat diiringi oleh ribuan orang di negaranya serta mendapat jutaan views.
Tentunya perihal ini memberikan brand awareness yang tinggi pada perusahaan.
2. Kemudahan pembuatan video
Keunggulan yang lain dari TikTok terpaut dengan marketing adalah kemudahannya dalam membuat video.
Pengguna dapat membuat, mengedit, serta meng- upload video langsung hanya dengan memakai TikTok. Dengan kemudahan tersebut, banyak user tertarik untuk terus menerus membuat konten di Platform TikTok tanpa perlu merasa kesusahan.
Sama halnya untuk perusahaan. Bila mau membuat video, perusahaan dapat dengan gampang hanya memakai TikTok.
Perusahaan pula lebih gampang menarik minat pengguna yang lain untuk membuat konten yang menunjang perusahaan dengan TikTok saja.
3. Aplikasi yang adiktif
Video- video yang singkat nyatanya sanggup membuat konten TikTok terasa adiktif.
Dilansir dari 99firms, rata- rata pengguna TikTok menghabiskan waktu 52 menit dalam satu hari untuk membuat serta melihat video di aplikasi tersebut.
Ada pula seperti ditulis Gizmologi, rata- rata pengguna TikTok di Indonesia menghabiskan waktu 29 menit dalam satu hari. Itu berarti kurang lebih pengguna TikTok bisa melihat lebih dari 100 video perharinya.
Oleh sebab itu, besar mungkin video perusahaan yang memakai TikTok Marketing menarik perhatian banyak pengguna.
Dengan kelebihan serta uraian di atas, tidak heran jika TikTok saat ini diminati oleh banyak perusahaan ternama sebagai metode marketing mereka.
Kalian pula dapat, loh, mempraktikkan TikTok Marketing untuk konten personal ataupun bisnis barumu!
Comments